Nilai Rerata TKA Matematika SMA 2025 Masih Rendah, Ini Analisis dan Respons Kemendikdasmen

Nilai Rerata TKA Matematika SMA 2025 Masih Rendah, Ini Analisis dan Respons Kemendikdasmen
Jakarta, Infosmk.com - Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) merilis hasil rekapitulasi Tes Kemampuan Akademik (TKA) jenjang SMA/sederajat tahun 2025. Dari data yang diumumkan, capaian matematika nasional masih menjadi sorotan setelah mencatat nilai rerata 36,10 dari skor maksimum 100.

Nilai tersebut merupakan akumulasi hasil TKA matematika dari 3.489.148 peserta didik yang berasal dari SMA, SMK, MA, hingga Paket C. Angka ini menempatkan matematika sebagai mata pelajaran dengan capaian relatif lebih rendah dibandingkan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.

Berdasarkan pelaksanaan TKA yang berlangsung pada 3–6 November 2025, Kemendikdasmen mencatat capaian nilai matematika yang belum menggembirakan di seluruh jenjang pendidikan menengah. Rerata nilai matematika SMA tercatat 37,23, disusul MA sebesar 35,72, SMK 34,74, dan Paket C 33,89.

Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BKSAP) Kemendikdasmen, Toni Toharudin, menjelaskan bahwa secara umum SMA masih mencatat capaian tertinggi pada mata pelajaran wajib. Namun, hasil tersebut belum menunjukkan performa yang kuat pada bidang numerasi.

“Secara keseluruhan, capaian SMA memang berada di atas MA dan SMK, kecuali pada bahasa Inggris, di mana Paket C justru lebih tinggi,” ujar Toni dalam Taklimat Media Laporan Pelaksanaan TKA SMA 2025 di Gedung A Kemendikdasmen, Jakarta Pusat, Senin (22/12).

Dari 38 provinsi peserta TKA 2025, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menempati posisi teratas dengan rerata nilai matematika sebesar 43,09. Posisi berikutnya ditempati DKI Jakarta dengan skor 40,16, disusul Jawa Tengah yang mencatat rerata 39,16.

Tak hanya unggul di matematika, DIY juga memimpin capaian bahasa Inggris dengan skor 30,00 serta bahasa Indonesia sebesar 65,89. Kendati demikian, Kemendikdasmen menegaskan bahwa publikasi skor provinsi tidak dimaksudkan untuk membuat peringkat antardaerah.

“Hasil TKA ini tidak untuk meranking atau memberi label daerah terbaik. Data ini lebih sebagai cerminan untuk perbaikan bersama,” tegas Toni.

Kepala Pusat Asesmen Pendidikan (Pusaspendik) BSKAP Kemendikdasmen, Rahmawati, menilai rendahnya nilai matematika bukan disebabkan oleh tingkat kesulitan materi, melainkan pada pola soal yang menuntut kemampuan berpikir kontekstual.

Menurutnya, banyak soal disusun dengan pendekatan lintas konteks yang belum familiar bagi siswa. Meski perhitungannya sederhana, siswa kerap kesulitan mengaitkan data dalam tabel dengan syarat dan ketentuan yang bersifat naratif.

“Anak-anak masih belum terbiasa menghubungkan data dengan aturan atau kondisi tertentu. Padahal jika dipahami pelan-pelan, kalimatnya sederhana,” jelas Rahmawati.

Ia menambahkan, tantangan utama siswa terletak pada kemampuan menalar dan mengintegrasikan informasi, bukan semata-mata pada kemampuan berhitung.

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, tidak menampik adanya kritik dari masyarakat terkait soal TKA yang dinilai sulit dan berbeda dengan materi latihan di sekolah maupun try out.

Ia menegaskan bahwa perbedaan antara soal latihan dan soal ujian merupakan hal yang wajar. Menurutnya, TKA dirancang bukan sekadar untuk menguji hafalan materi, melainkan mengukur kemampuan berpikir dan pemecahan masalah.

“Kalau soal try out dan ujian sama persis, justru tidak ada gunanya tes. TKA ini mengukur kemampuan lain di luar materi yang biasa diajarkan,” ujar Mu’ti.

Kemendikdasmen memastikan hasil TKA 2025 akan dimanfaatkan sebagai bahan evaluasi dan perumusan kebijakan pendidikan. Di tingkat sekolah, data ini menjadi pijakan untuk pengembangan pembelajaran mendalam, penyempurnaan kurikulum, serta peningkatan kualitas guru.

Sementara itu, bagi perguruan tinggi, nilai TKA dapat berfungsi sebagai indikator kemampuan akademik siswa, termasuk sebagai pendukung seleksi masuk melalui jalur prestasi.

“TKA tidak hanya sekadar tes, tetapi bagian dari ekosistem kebijakan pendidikan, termasuk keterkaitannya dengan perguruan tinggi ke depan,” pungkas Abdul Mu’ti. (red)

Posting Komentar untuk "Nilai Rerata TKA Matematika SMA 2025 Masih Rendah, Ini Analisis dan Respons Kemendikdasmen"